Senin, 23 Mei 2011

Hiperplasia Postat

Kelenjar prostat adalah salah satu organ genetalia pria yang terletak di sebelah inferior buli-buli dan membungkus uretra posterior. Bila mengalami pembesaran organ ini akan membuntu uretra pars prostatika dan menyebabkan terhambatnya aliran urine keluar dari buli-buli. Bentuknya sebesar buah kenari dengan berat normal pada orang dewasa  20 gram. Pertumbuhan kelenjar ini tergantung pada hormone testosterone yanag dalam sel-sel kelenjar prostat ini akan dirubah menjadi metabolit aktif dihidrotestosteron (DHT) dengan bantuan enzim 5 alfa reduktase. Pada usia lanjut
beberapa pria mengalami pembesaran kelenjar prostat benignaKeadaan ini dialami oleh 50% pria yang berusia 60 tahun dan 80% pria yang berusia 80 tahun. Pembesaran kelenjar prostat  mengakibatkan terganggunyaaliran urinesehingga menimbulkan gangguan miksi.
Pembesaran prostat menyebabkan penyempitan lumen uretra prostatika dan menghambat aliran urine. Keadaan ini menyebabkan tekanan intravesikal. Untuk dapat mengeluarkan urine, buli-buli harus berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi yang terus menerus menyebabkan perubahan anatomic buli-buliberupa hipertrofi otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selulaa, sakula dan diverkel buli-buli. Tekanan intravesikel yang tinggi diteruskan ke seluruh bagian buli-bulitidak terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara ureter ini dapat menimbulkan aliran balik urine dari buli-buli ke ureter atau terjadi refluksvesiko ureter. 

Keadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis bahkan akhirnya dapat jatuh ke dalam gagal ginjal..Obstruksi yang diakibatkan oleh hyperplasia prostat benigna tidak hanya disebabkan oleh adanya massa prostat yang menyumbat uretra posterior tetapi juga disebabkan  tonus otot polos yang ada pada stroma prostat, kapsul prostat dan otot polos pada leher buli-buli. Otot polo situ dipersyarafi oleh serabut simpatis yang berasal dari nervus pudendus. 

Pada BPH terjadi peningkatan komponen stroma terhadap epitel. Kalau pada prostat normal rasio stroma disbanding dengan epitel adalah 2:1, pada BPH rasionya meningkat menjadi 4:1. Hal ini menyebabkan pada BPH terjadi peningkatan tonus otot polos prostat dibandingkan dengan prostat normal. Keluhan pasien berupa  nyeri pinggang, benjolan di pinggang, demam, kadang-kadang didapatkan urine yang selalu menetes tanpa disadari oleh pasien. Pemeriksaan colok dubur pada pembesaran prostat benigna menunjukkan konsistensi prostat kenyal seperti meraba ujung hidung, lobus kanan dan kiri simetris dan tidak didapatkan nodul sedangkan pada karsinoma prostat, konsistensi prostat keras/ teraba nodul dan mungkin diantara lobus prostat tidak simetri.

Tidak semua pasien hyperplasia prostat perlu menjalani tindakan medic. Kadang mereka yang mengeluh saluran kemih sebelah bawah ringan dapat sembuh sendiri tanpa mendapatkan terapi apapun. Akan tetapi jika keluhannya semakin parah maka perlu tindakan medic. Tujuan terapi pada pasien hyperplasia prostat adalah: memperbaiki keluhan miksi, meningkatkan kualitas hidup, mengurangi obstruksi infravesika, mengembalikan fungsi ginjal jika terjadi gagal ginjal, mengurangi volume residu ureine setelah miksi dan mencegah progresifitas penyakit. Penyelesaina masalah pasien hyperplasia prostat jangka panjang yang paling baik adalah dengan pembedahan karena pemberian obat-obatan atau terapi non invasive lainnya membutuhkan jangka waktu yang sa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar